Kamis, 14 April 2011

About US

1. BUKAN OJEK BIASA



JKT TaxiBike adalah Ojek dengan MENGGUNAKAN ARGO: Dimana pada KM pertama dikenakan biaya Rp 5.000, dan KM selanjutnya dikenakan biaya Rp 2.500 untuk Jasa mengantar orang atau mengirimkan barang

2. Integrity



Kami akan terus memantau dan memastikan bahwa tidak ada satupun dari Team kami melakukan kecurangan harga atau tindakan lainnya yang dapat membuat anda tidak nyaman dan percaya kepada kami (Seperti tidak sesuai dengan Argometer)


3. SAFETY



Keselamatan Penumpang adalah PRIORITAS KAMI. Dengan dilengkapi dengan HELM Berstandar National, dan dengan kenyamanan berkendara selama perjalanan, TaxiBike sangat memperhatikan dan konsern terhadap keselamatan berkendara, termasuk dengan SUPIR ARMADA yang terlatih, sehingga Penumpang tidak perlu khawatir.

4. FAST RESPONSE



Dengan menggunakan Hotline kami di: 02198544164 atau via BBM: 2365626C serta penggunaan social media seperti Twitter dan Facebook, para pelanggan tidak perlu merasa resah dan susah untuk menjangkau kami. Kami bersedi melayani dari jam 06:30 hingga pukul 20:00.
Sangat disarankan untuk Order sehari sebelum berkegiatan, agar kami dapat mencakup semua keinginan Pelanggan lebih cepat

5. Proffesional



Kami akan terus memantau Armada kami di Lapangan, dengan sistem koordinasi lapangan yang handal dan terkendali. Kami juga akan mencari alternatif jalur agar anda lebih cepat sampai, dan tidak menghabiskan waktu di jalan. Karena Waktu Anda berharga bagi Kami

MEET THE OWNER



Ramadhan Niendraputra, yang memiliki nama panggilan Rama ini adalah seorang Alumni Mahasiswa Tekhnik Indutri perguruan tinggi Institut Teknologi Bandung.
Terinspirasi dari seorang Temannya Doddy Prapanca, pemilik atau owner dari Bandung Taxibike, Rama mulai berani membuka cabang di Jakarta sebagai target pasarnya.
Bisnis yang berbasis Social-enterpreneur ini dinilai sangat laris manis di kota Bandung, kini mulai menjelajahi kota Jakarta.

Taxibike ini diharapakan menjadi salah satu alternatif yang dapat dipakai masyarakat, yang salah satunya bertujuan untuk mengurangi kemacetan Jakarta. Fungsinya hampir serupa dengan ojek. Tapi Hal Unik yang dimiliki oleh Taxi kuning bermotor ini hitungannya memakai argo, dan tak hanya melayani penumpang saja. Selain itu, Taxibike juga berbeda dengan "Ojek" biasa. Karena Taxibike dilengkapi dengan Helm yang berstandar SNI untuk keselamatan, dan dilengkapi dengan shower cap, serta hand sanitizer yang akan diberikan secara cuma-cuma kepada para penumpang Taxibike ini sebelum mulai berangkat ke tempat tujuan.

Dengan menggunakan sistem perhitungan biaya, Jakarta Taxi Bike sendiri menyerupai taksi. Bila taksi menggunakan argometer, biaya taxi bike dihitung berdasarkan tarif per km berdasarkan yang tercantum di spedometer motor. Ke depannya, taxi bike ini pun akan menggunakan argrometer.

Penumpang yang menaiki taxi bike akan dikenakan biaya Rp 5.000 untuk 1 km pertama. Sedangkan untuk pengiriman barang, biaya yang ditetapkan adalah Rp 2.500 per km. Rumus perhitungan jasa Jakarta Taxi Bike ini, yakni kilometer akhir dikurang kilometer awal dikalikan tarif.

Cara untuk memesan jasa Taxibike ini juga termasuk user friendly. Dengan menggunakan social media seperti twitter, para customers diharapkan dapat berinteraksi secara cepat, dan dapat melakukan order by phone (021-98544164) atau dengan BBM (2365626C

SALAM SI KUNING ANTI MACET!

Jumat, 18 Maret 2011

Asal Usul "Kakak" dari Taxibike

SUMBER: http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/taxi-bike-asal-kiaracondong-model-industri-transportasi-kreatif



Bagi anda yang ingin bepergian tapi takut terjebak macet atau terlambat, kini taxi bike hadir untuk membantu akses bepergian anda. Taxi bike yang bermarkas di Jalan Kebaktian no. 91, Kiara Condong, Bandung ini adalah sejenis ojek yang menggunakan sistem argo taxi.

Tapi, anda tak perlu khawatir soal kejujuran tarif di taxi bike ini.

Taxi bike memiliki perbedaan dengan taxi dan ojek. Perbedaan kendaraan ini dengan taxi adalah kemudahannya dalam menghindari macet.

Kendaraan ini bisa meliuk-liuk dan menyempil layaknya motor di tengah kemacetan. Sedangkan perbedaannya dengan ojek adalah sistem tarif yang diberlakukan menyerupai sistem taxi.

Dari segi biaya, kendaraan ini memiliki sistem argo yang menggunakan Odometer Digital atau alat pengukur di sepeda. Untuk satu kilometer pertama, tarif yang dikenakan oleh penumpang sebesar Rp4.000 dan Rp2.000 untuk tiap kilometer selanjutnya.

Kemudian, kendaraan ini juga tahan segala medan. Meski hari sedang hujan, kendaaraan ini tetap beroperasi layaknya sebuah mobil. Kendaraan ini dengan sigap menyediakan segala fasilitas, seperti jas hujan dan shower cap. Selain itu, helm berlogo taxi bike pun disediakan bagi para penumpang.

Jaminan keselamatan juga diberikan Doddy kepada konsumen taxi bike. Rata-rata, kecepatan taxi bike di jalan mencapai 60 km – 70 km per jam.

“Dengan begitu, penumpang terjamin keamanan dan kenyamanan,” ungkapnya.

Doddy Prapanca, mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Bandung merupakan pendiri taxi bike ini. Dia mendirikan usaha ini sejak 17 Desember 2010. Usaha taxi bike ini bermula dari perasaan iba Doddy dan teman-temannya kepada satpam kampus yang diberhentikan.

“Saya sudah kenal dekat dengan satpam kampus, dan mereka diberhentikan begitu saja,” katanya mengenang peristiwa itu. Dia dan teman-temannya kemudian mencari cara untuk memberikan tunjangan kepada mereka.

Awalnya, Doddy beserta teman dan alumni berusaha menyisihkan uang untuk satpam-satpam yang diberhentikan. Namun, lama-kelamaan dia menyimpulkan jika uang yang nantinya diberikan bakal habis juga.

Tak pernah terbesit oleh Doddy untuk membuat usaha taxi bike, hingga pada bulan Januari 2011 secara tidak sengaja dia menemukan sebuah trade di kaskus. Informasi yang ia dapatkan disitu mengatakan bahwa seseorang ingin memiliki ojek pribadi dan akan dibayar Rp75.000 per hari untuk mengantarnya kemana saja. Dari sini, Doddy seakan mendapat pencerahan.

Tak pakai lama, kemudian dia mengusung usaha yang diberi nama taxi bike ini. “Ini adalah salah satu cara untuk membantu mereka, setidaknya bisa membeli susu dan menghidupi keluarganya,” lanjutnya menggebu.

10 Satpam yang dipecat pihak kampusnya tersebut lalu ditarik menjadi driver-driver taxi bike.

Modal yang dikeluarkan Doddy membangun usaha ini terhitung tak sampai puluhan juta rupiah. Dengan mengandalkan motor bebek dan fasilitasnya, dia kemudian mulai merintis usaha taxi bike ini. Dia menyebut taxi bike ini sebagai peluang besar di dunia kewirausahaan. “Setidaknya saya bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi mereka,” lanjut dia.

Usaha taxi bike ini diakuinya murni karena peduli terhadap sesama. Oleh karena itu, dia mengesampingkan segala urusan yang menyangkut uang dan bisnis.

Dia mengakui usaha yang dikerjakannya saat ini adalah usaha non-profit dan bukan niatan untuk mencari keuntungan sendiri.

“Saya mengesampingkan bentuk kerjasama yang menjurus kepada bisnis,” ungkapnya mengenai taxi bike. Tak dipungkiri, kemunculan taxi bike mendapat sorotan publik selama satu setengah bulan ini. Tawaran investasi pun mulai menghujani usaha yang dipeloporinya. Indosat dan Honda adalah pihak-pihak yang paling getol dalam menawarkan investasi.

“Saya ditawari Honda, mereka bersedia memberi motor-motor sesuai yang saya butuhkan,” lanjutnya.

Dalam tempo satu bulan, usaha taxi bike garapan Doddy ini mendapat respon yang cukup positif. Permintaan demi permintaan terus mengalir ke telepon selularnya. Tiap hari, taxi bike bisa mendapati 25 hingga 50 permintaan konsumen.

Keuntungan yang didapatkannya per bulan mencapai Rp 7 juta rupiah. Keuntungan ini tak serta merta dinikmati sendiri. Dengan keuntungan yang di dapatkan, dia terus berusaha untuk memajukan usahanya dan berharap bisa menghidupi manusia lainnya.

“Saat ini kami berusaha untuk terus memajukan taxi bike, kami berencana untuk menyeragamkan motor operasional kami dengan scoopy dan membuat masker,” katanya optimis.

Selain membesarkan usahanya ini, dia juga membenahi segala keinginan yang diminta konsumen untuk kenyamanan dalam berkendara. “Saat ini kami memiliki 12 armada, dan berusaha untuk terus menambahnya demi kenyamanan konsumen,” ungkapnya.

Taxi bike ini memberlakukan tiga tarif pilihan kepada konsumen, yaitu antar jemput, mengirim barang, dan menitip beli.

Tak hanya itu, taxi bike ini juga pernah mendapati pelayanan yang tidak biasa. Doddy menceritakan mengenai pengintaian yang dilakukan oleh polisi dengan jasa taxi bike. “Kalau polisi sendiri yang turun tangan pasti ketahuan, oleh karena itu mereka menggunakan jasa kami untuk mengintai oknum yang diduga buronan polisi itu,” katanya sambil tertawa.

Untuk para driver, Doddy memberi gaji yang sewajarnya. Saku yang diterima tiap drivernya sekitar Rp100.000 per hari. Namun, harga tersebut tidak berlaku jika permintaan konsumen membludak. Tanpa ragu, Doddy pun berani menambahkan gaji mereka.

Doddy terlihat tekun dan bersemangat dalam menjalani usaha ini. Buktinya, dia sudah mematenkan nama taxi bike dan memiliki badan hukum resmi usahanya. Selain itu, Doddy juga menjalin hubungan baik kepada polisi dalam urusan operasional di jalanan. “Saat ini kami belum mendapatkan trayek tapi mengenai izin, pihak kepolisian sudah memberinya,” ungkap Doddy.

Usaha yang baru dijalani Doddy ternyata tak hanya diminati oleh warga Kota Bandung. Tanggal 27 April 2011 Jakarta Taxi Bike mulai beroperasi. Doddy mengharapkan taxi bike ini mampu menjadi solusi di tengah padatnya transportasi.

Dia juga menjamin tak akan ada usaha yang redup atau gulung tikar atas hadirnya taxi bike ini. “Saya pikir taxi bike ini merupakan model transportasi baru,” katanya.

Kemudian, untuk menjaring pasar yang luas, Doddy melakukan publikasi dan promosi di sejumlah jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Disamping itu, layanan jasa taxi bike ini bisa dipesan melalui Blackberry Messenger (BBM) dan Yahoo Mail (YM).

Indonesia Taxi Bike

Jalan Kebaktian no. 91, Kiara Condong, Bandung

Pin: 21EDB5D

Telpon: 081234564660

YM: bdgtaxibike

hotline: www.taxibike.co.cc

bandung@taxibike.co.cc

Doddy Prapanca

Telpon: 08122371182